Musalman Ki Izzat Kijiye

Book Name:Musalman Ki Izzat Kijiye

murni, dan tidak pantas menempatkan sesuatu yang murni di tempat seperti itu.”[1]

Saudara-saudara Muslim yang terkasih! Sekarang perhatikan hal ini: Ketika miswak (siwak) menunjukkan derajat kehormatan, hal ini karena ada hubungannya dengan sunnah Nabi صَلَى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم , maka bayangkanlah kehormatan seseorang yang memiliki hubungan langsung dengan keimanan dan dengan Nabi صَلَى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم sendiri?

Pikirkan hal ini secara mendalam. Ketika ludah seorang muslim begitu berharga, sehingga para ulama mengatakan larangan untuk meludah di tempat yang najis, lalu bagaimana dengan kemuliaan, kehormatan dan harga diri seorang muslim itu sendiri?

Penghormatan seorang muslim

Sebagaimana diriwayatkan dalam Sunan Ibnu Mājah, Rasulullah صَلَى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم pernah berpidato di Ka’bah.

Wahai Ka’bah! Betapa murninya dirimu, dan betapa murninya keharumanmu! Betapa agungnya dirimu, dan betapa mulianya kehormatanmu! Demi Dia (Allah) عَزَّوَجَلَّ yang memiliki jiwa Muhammad! Di hadapan Allah عَزَّوَجَلَّ , kehormatan seorang Muslim lebih besar darimu.”[2]

Saudara-saudara Muslim yang terkasih! Mari kita benar-benar mencoba untuk merenungkan kehormatan dan penghargaan besar yang diberikan Allah عَزَّوَجَلَّ kepada umat Muslim. Memang ada perbedaan dalam derajat penghormatan, menjadi seorang wali dan seorang Muslim biasa tidaklah sama dalam hal ini. Kehormatan yang dimiliki ulama juga jauh lebih besar dari umat Muslim pada umumnya. Karena itu, mereka semua memiliki kehormatan sebagai Muslim. Jika cahaya Islam menyinari hati seseorang, maka mereka menjadi terhormat dan pantas dihormati.

Konsekuensinya, kita harus menghormati setiap Muslim dan memperhatikan kesucian mereka. Dalam hal ini, Rasulullah صَلَى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda:


 

 



[1] Bahār-i-Sharīʿat, jilid. 1, hal. 294, bagian 2

[2]Sunan Ibnu Majah: 3.932