Book Name:Musalman Ki Izzat Kijiye
* Bertanya kepada seseorang, “Kamu tetap terjaga sampai larut malam; apakah kamu menjalankan shalat subuh atau tidak?”
* Katakanlah seorang karyawan baru mulai bekerja di suatu tempat. Merupakan tajassus jika seseorang kemudian bertanya kepada atasannya, “Apakah karyawan baru Anda bekerja dengan baik atau tidak?” Menanyakan pertanyaan ini tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari'at, juga dianggap mencari-cari kesalahan orang lain. Majikan kemudian bisa jatuh ke dalam dosa dengan menjawab, "Dia malas", atau "Dia tidak mendapatkan upahnya secara sah", dll.
* Tanpa alasan sah yang dibenarkan oleh syarīʿat, mengikuti seseorang untuk mencari kekurangan orang lain dan melihat ke rumahnya dll, juga merupakan bentuk tajassus.
Dua putusan yang terkait dengan tajassus
1. Haram mencari aib seorang muslim.
2. Ketika mencari untuk mempekerjakan seseorang atau memutuskan pasangan hidup yang cocok, dilarang untuk mengetahui hal-hal tentang mereka, tetapi hanya sebatas yang diperlukan.[1]
Mencari-cari kesalahan umat Muslim sangat terkutuk
Rasulullah صَلَى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم pernah bersabda:
"Wahai manusia, siapa yang Islamnya hanya di lisan, maka iman tidak akan masuk ke hatinya. Janganlah kalian menyakiti sesama Muslim, mencela mereka, dan membuka aib mereka. Karena siapa yang membuka aib saudaranya, maka Allah عَزَّوَجَلَّ akan membuka aibnya. Dan siapa yang Allah عَزَّوَجَلَّ buka aibnya, maka Allah عَزَّوَجَلَّ akan mempermalukannya meskipun di dalam rumahnya."[2]