Book Name:Musalman Ki Izzat Kijiye
2. Kehormatan seorang Muslim berasal dari keimanan dan amal salehnya, bukan dari uangnya.
3. Penghormatan kepada seorang Muslim bersifat permanen dan tidak sementara. Untuk alasan ini, jenazah dan kuburan seorang Muslim juga diperlakukan dengan hormat.
4. Barangsiapa yang menganggap seorang mukmin hina, maka dirinya terhina di hadapan Allah عَزَّوَجَلَّ . Sekalipun miskin, dia tetap terhormat, bermartabat dan pantas diperlakukan dengan penuh hormat.[1]
Air ludah orang mukmin patut dihormati
Sekarang mari kita bahas masalah yang tertulis di buku, Bahār-e-SharīꜤat. Ringkasnya, miswak (siwak) yang sudah terpakai sampai tidak bisa dipakai lagi, karena sudah menipis misalnya, sebaiknya dikubur atau diletakkan di tempat yang terhormat. Tidak tepat jika dibuang begitu saja.
Apa hikmah di balik banyak etiket (tata karma) dengan miswak atau siwak ini? Mufti Amjad ꜤAlī AꜤẓamī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه telah menulis dua poin mengenai hal ini:
1. Miswak (siwak) adalah alat untuk melakukan sunnah. (Sepotong kayu kecil ini menjadi patut dihormati karena ada hubungannya dengan sunnah Nabi tercinta صَلَى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم , karena umat Islam menggunakannya sebagai alat untuk memenuhi amalan (sunnah) yang diberkahi ini).
2. Hikmah yang kedua adalah: air ludah seorang muslim itu suci, dan bila miswak (siwak) digunakan di mulut seorang muslim, ini bercampur dengannya. Untuk menghormati ini, miswak (siwak) harus dikubur atau ditempatkan di tempat yang terhormat, sehingga tidak diremehkan dengan cara apa pun.
Mufti Amjad ꜤAlī AꜤẓamī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه lebih lanjut mengatakan, “Ulama menyebutkan larangan meludah di kamar mandi. Ini karena air ludah seorang Muslim itu