Book Name:Musalman Ki Izzat Kijiye
jika kita bertemu dengan seorang Muslim, kita wajib menunjukkan perilaku yang baik terhadap mereka.
Berikut enam kata mutiara madani dari surat Ḥujurāt. Mari kita dengarkan, dan mencoba yang terbaik untuk menjadikan ini sebagai bagian dari karakter kita. اِنْ شَــآءَالـلّٰـه
1. Jangan mengolok-olok siapa pun
Allah عَزَّوَجَلَّ berfirman dalam surat Ḥujurāt ayat 11 (Sebelas):
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا یَسۡخَرۡ قَوۡمٌ مِّنۡ قَوۡمٍ عَسٰۤی اَنۡ یَّکُوۡنُوۡا خَیۡرًا مِّنۡھُمۡ وَ لَا نِسَآءٌ مِّنۡ نِّسَآءٍ عَسٰۤی اَنۡ یَّکُنَّ خَیۡرًا مِّنۡھُنَّ ۚ
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok).[1]
Dengan kehormatan yang dimiliki seorang muslim berarti kita tidak boleh mengolok-olok mereka dengan cara apapun. Bagian dari ayat 11 (Sebelas) ini menjelaskan bagaimana laki-laki tidak boleh mengolok-olok laki-laki, atau perempuan mengolok-olok perempuan. Setiap orang memiliki temperamen dan cara tertentu dalam menjalani hidup mereka. Kita tidak boleh mengkritik cara seseorang melakukan sesuatu. Kita tidak bisa mencela pakaian atau gaya hidup orang. Sekalipun kepada seorang yang berdosa, ia tetap harus diajak pada kesalehan dengan cara yang baik. Mengolok-olok mereka sepenuhnya salah.
Sayangnya, perbuatan jahat ini ada di mana-mana saat ini. Jika seseorang ingin mengamalkan sunnah dan menumbuhkan jenggotnya, mengenakan Ꜥimāmah atau menjaga bagian bawah celananya setengah dari tulang kering atau betisnya, sayangnya dia menjadi sasaran kritik. Pakaian orang miskin diolok-olok. Beberapa membuat kesan menyindir orang lain yang penuh ejekan dan hinaan.