Qurbani Ek Ba Maqsad Fariza

Book Name:Qurbani Ek Ba Maqsad Fariza

Wahai para pecinta Rasulullah! Mari kita renungkan semua ini dan pikirkan tentang apa yang baru saja kita dengar. Sepuluh hari pertama Dzulhijjah menyimpan keistimewaan yang luar biasa. Di dalamnya, pahala satu kebaikan saja dikalikan tujuh ratus. Yang terbaik dari semua perbuatan baik adalah yang dilakukan saat ini. Puasa satu hari sama dengan puasa setahun. Berdiri di malamnya, yang berarti shalat dan tetap terjaga untuk melakukan ibadah, setara dengan melakukan  shalat pada malam Lailatul Qadar.

Ingat juga bahwa tidak ada rincian khusus yang disebutkan di sini. Pahala yang diperoleh untuk setiap tindakan ibadah dan perbuatan baik, meningkat dalam sepuluh hari ini.

Shalat fardhu, shalat sunnah, menjaga puasa sunnah, menyeru kepada kebaikan, bersedekah, berdzikir kepada Allah عَزَّوَجَلَّ , mengunjungi dan menjaga orang tua, membaca Al-Quran; Kebaikan apa pun itu, jika dilakukan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, mereka memiliki keunggulan yang lebih besar dan mendapatkan pahala yang lebih banyak dibandingkan dengan hari atau waktu lainnya. Amalan ini lebih dicintai Allah عَزَّوَجَلَّ , dan pahalanya dilipatgandakan tujuh ratus.

Musim semi perbuatan baik

سُـبْحٰـنَ الـلّٰــه Wahai para pecinta Rasulullah! Sepuluh hari ini seperti musim semi yang indah, dan penuh dengan kesempatan untuk berbuat baik. Kita harus menghargai hari-hari ini dengan melakukan sebanyak mungkin perbuatan amal saleh, melakukan shalat, melakukan ibadah sunnah-sunnah, membaca Al-Quran, dan berdzikir kepada Allah عَزَّوَجَلَّ . Bahkan, kita harus tetap terjaga dan beribadah kepada Allah عَزَّوَجَلَّ selama malam sepuluh hari ini, karena ini adalah tindakan yang sangat dicintai.

Sayyidina SaꜤīd bin Jubayr رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ akan mengerahkan dirinya dalam beribadah selama sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Beliau kemudian akan berkata, لَا تُطْفِئُوا سُرُجَكُمْ لَيَالِي الْعَشْر - “Jangan padamkan lampumu selama sepuluh malam ini.”[1]


 

 



[1] ilyat al-Awliyāˈ, jilid. 4, hal. 311, rahm 5671