Book Name:Qurbani Ek Ba Maqsad Fariza
Saudara-saudara Muslim yang terkasih! Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam penanggalan hijriah (kalender Islam), dan ini sangat sakral.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Sahabat Sayyiduna Abū SaꜤīd Khudri رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ , Nabi terakhir صَلَى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda, سَيِّدُ الشُّهُورِ رَمَضَانُ، وَأَعْظَمُهَا حُرْمَةً ذُو الْحِجَّةِ - “Ramaḍhān adalah puncak dari semua bulan , dan diantara bulan suci yang agung itu adalah Dzulhijjah.”[1]
Sahabat lainnya, Sayyidina KꜤab al-Aḥbār رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ , dikenal sebagai Ḥafiẓ al-Kitābayn. Ini karena beliau رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ adalah seorang yang ahli Al-Quran dan Taurat. Beliau رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ pernah berkata:
Allah عَزَّوَجَلَّ menciptakan waktu, dan empat bulan ḥurmah yaitu (Dzulqaidah, Dzūlhijjah, Muḥarram, dan Rajab) adalah waktu-waktu yang paling dicintai-Nya. Dari empat bulan tersebut, Dia (Allah) عَزَّوَجَلَّ paling mencintai Dzulhijjah. Dari Dzulhijjah, sepuluh hari pertamanya adalah yang paling dicintai-Nya.[2]
Wahai para pecinta Rasulullah! Sepuluh hari pertama Dzulhjjjah sangat diberkahi. Waktu yang sangat dicintai Allah عَزَّوَجَلَّ , sampai-sampai Allah عَزَّوَجَلَّ bersumpah atasnya di dalam Al-Quran.
وَ الۡفَجۡرِ ۙ(۱) وَ لَیَالٍ عَشۡرٍ ۙ(۲)
Artinya: Demi waktu fajar, demi malam yang sepuluh,[3]
Menurut salah satu pendapat, sepuluh malam yang disebutkan dalam ayat ini mengacu pada sepuluh malam awal Dzulhijjah.[4] Fakta bahwa Allah عَزَّوَجَلَّ telah bersumpah atasnya, mengamati betapa sangat diberkahinya, sucinya, dan luar biasanya.