Book Name:Shan e Ameer Hamza
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ ﴿۱۶۹﴾
Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya.[1]
Wahai para pecinta Rasulullah! Sayyidinā Ḥamzah رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ , paman dari Nabi terakhir صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم , mencapai derajat kesyahidan yang sangat tinggi. Semoga Allah menganugerahkan kita syahid di kota Madinah yang indah, di bawah Kubah Hijau dan di depan gerbang emas tempat peristirahatan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم , demi Sayyidinā Ḥamzah رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ .
اٰمِيۡن بِجَاهِ خَاتَمِ النَّبِیّٖن صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم
Sebagaimana disebutkan dalam Bahār-i-Sharī’at:
Kesyahidan tidak hanya berarti dibunuh (syahid) di jalan Allah عَزَّوَجَلَّ. Hadist yang menjelaskan banyak bentuk lain dari ini seperti: Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda:
“Barangsiapa meninggal karena wabah, tenggelam, radang selaput dada, sakit perut, terbakar dan runtuhan tembok menimpanya, atau seorang wanita yang meninggal karena melahirkan atau tidak menikah; mereka adalah syuhada.”
Riwayat lain menggambarkan bagaimana seseorang yang meninggal karena mencari ilmu adalah seorang yang syahid, serta seorang muadzin yang mengumandangkan azan untuk mendapatkan pahala. Barangsiapa yang mengamalkan sunnah pada waktu itu