Book Name:Shan e Ameer Hamza
menjawab, “Saya Ḥamzah, putra ‘Abdul Muṭhalib, dan saya menjaga Anda.” Mengatakan ini, beliau kemudian menghilang di depan mata saya.[1]
Wali suci Sufi Abu al-‘Abbās Mursi رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه berkata:
Saya pernah pergi mengunjungi makam Sayyidinā Ḥamzah رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ saat itu seorang pria mulai mengikuti saya. Kami mencapai makam bersama-sama, dan pintunya terbuka dengan sendirinya. Kami masuk dan melihat seorang pria dari رجالُ الغَیْب (yaitu orang suci/wali). Saya kemudian melakukan do’a pada saat itu
اَللّٰہُمَّ اَسْاَلُکَ الْعَفْوَ وَ الْعَافِیَۃَ وَ الْمُعَافَاۃَ فِی الدُّنْیَا وَالْآخِرَۃ ِ – “Ya Allah عَزَّوَجَلَّ! Saya mohon ampunan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat!”
Saya berkata kepada orang yang datang bersama saya, “Ini adalah waktu ketika do’a diterima, jadi mintalah kepada Allah عَزَّوَجَلَّ apa pun yang Anda inginkan.” Dia berseru, “Ya Allah عَزَّوَجَلَّ ! Beri aku satu dinar (koin emas).”
Saya pergi meninggalkan makam kemudian pergi ke mursyid saya Abu al-Ḥasan Shādhili رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه . Pria yang mengikuti saya itu masih terus bersama saya. Belum ada dialog ketika Syekh Abū al-Ḥasan Shādhili رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه berbicara kepada pria itu: “Wahai orang yang bercita-cita rendah! Itu adalah saat do’a diterima, dan Anda hanya meminta satu dinar. Mengapa Anda tidak meminta pengampunan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat, seperti yang dilakukan Abu al-‘Abbās?”