اَلۡـحَـمۡـدُ   لِـلّٰـہِ  رَبِّ  الۡـعٰـلَـمِیۡنَ وَ  الـصَّـلٰـوۃُ   وَ  الـسَّـلَامُ  عَـلٰی   سَـیِّـدِ   الۡـمُـرۡسَـلِـیۡنَ

اَمَّـا  بَــعۡـدُ   فَـاَعُـوۡذُ   بِـا لـلّٰـہِ   مِـنَ   الـشَّـیۡـطٰنِ   الـرَّجِیۡمِ ؕ    بِـسۡمِ   الـلّٰـہِ   الـرَّحۡـمٰنِ   الـرَّحِـیۡمِ ؕ

Derajat Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib

وَعَلٰى اٰلِكَ وَاَصۡحٰبِكَ يَا حَبِيۡبَ اللّٰه                                                                      اَلصَّلٰوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيۡكَ يَا رَسُوۡلَ اللّٰه

وَعَلٰى اٰلِكَ وَاَصۡحٰبِكَ يَا نُوۡرَ اللّٰه                                                                                  اَلصَّلٰوةُ وَالسَّلَامُ عَلَيۡكَ يَا نَبِيَّ اللّٰه

نَوَیْتُ سُنَّتَ الْاِعْتِکَافِ

Yang artinya: “Aku telah niat sunnah i'tikaf.”

Saudara-saudara Muslim yang terkasih, setiap kali Anda memasuki masjid, niatkan i'tikaf, karena Anda akan terus mendapatkan pahala i'tikaf selama Anda berada di masjid. Ingat, di dalam masjid tidak diperbolehkan makan, minum, tidur, sahur atau berbuka puasa, bahkan tidak diperbolehkan minum air Zamzam atau air yang dibuat yang berada di waduk. Namun, jika niat i'tikaf dilakukan, semua perbuatan ini akan diperbolehkan. Niat i'tikaf tidak boleh hanya untuk makan, minum, atau tidur saja, tetapi harus melakukannya untuk menyenangkan Allah عَزَّوَجَلَّ . 

Disebutkan dalam Fatwa Shami: “Jika seseorang ingin makan, minum atau tidur di masjid, dia harus berniat untuk beri'tikaf dan berdzikir kepada Allah  عَزَّوَجَلَّ selama beberapa waktu. Kemudian, dia dapat melanjutkan sesuai keinginannya (yaitu jika dia ingin makan, minum atau tidur, dia bisa melakukannya)."

Keutamaan mengirim ṣhalāwat kepada Nabi ﷺ

Nabiyullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم  bersabda: