Book Name:Shan e Ameer Hamza
اَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَاَحْيَيْنٰهُ وَجَعَلْنَا لَهٗ نُوْرًا يَّمْشِيْ بِهٖ فِى النَّاسِ كَمَنْ مَّثَلُهٗ فِى الظُّلُمٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَاۗ
Terjemahan: Apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, seperti orang yang berada dalam kegelapan sehingga dia tidak dapat keluar dari sana?
Wahai para pecinta Rasulullah! Filsafat hidup yang menarik disebutkan dalam ayat ini. Umumnya, gerakan disebut kehidupan. Orang yang bernafas, berbicara, mendengarkan, dan bergerak disebut sebagai yang hidup. Namun dalam ayat ini, Al-Qur'an memberikan arti yang sama sekali berbeda tentang apa artinya hidup. Sayyidinā Ḥamzah رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ saat itu berusia lebih dari 40 (Empat Puluh) tahun. Beliau hijrah, makan, minum, dan berburu, Allah عَزَّوَجَلَّ berfirman:
|
Terjemahan: orang yang sudah mati [1] |
كَانَ مَيْتًا |
|
Terjemahan: lalu Kami hidupkan [2] |
فَاَحْيَيْنٰهُ |
Kita sekarang telah belajar bahwa kehidupan sejati mengacu pada hati yang hidup. Beliau yang hatinya berisi cahaya iman adalah benar-benar hidup. Adapun orang yang hatinya tidak ada cahaya iman, tidak hanya hatinya yang mati, tetapi dia sendiri adalah orang mati yang tampak hidup.