Book Name:Shoq e Madina
kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.[1]
Badui itu melanjutkan, “Wahai Rasulullah! Saya telah menganiaya diri sendiri ˹dengan melakukan dosa˺. Saya sekarang telah datang kepada Anda, mencari Anda untuk berdoa memohon pengampunan saya. Kemudian sebuah suara berkata dari kubur, قَدْ غُفِرَ لَکَ – “Dosamu telah diampuni.”[2]
Kejadian serupa diriwayatkan oleh ulama Ibnu Jawzi رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه dalam ꜤUyūn al-Hikāyāt. Ini berawal dari Muhammad bin Ḥarb Hilāli رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه yang menjelaskan bahwa:
Saya berada di makam Nabi صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم ketika kebetulan saya melihat seorang Aʿrābī (penduduk desa Arab) datang dan berkata, “Wahai Rasulullah! Dalam kitab yang benar yang diturunkan Allah عَزَّوَجَلَّ kepadamu, Dia (Allah) berfirman:
وَ لَوۡ اَنَّہُمۡ اِذۡ ظَّلَمُوۡۤا اَنۡفُسَہُمۡ جَآءُوۡکَ فَاسۡتَغۡفَرُوا اللّٰہَ وَ اسۡتَغۡفَرَ لَہُمُ الرَّسُوۡلُ لَوَجَدُوا اللّٰہَ تَوَّابًا رَّحِیۡمًا (۶۴)
Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.[3]