Book Name:Shoq e Madina
Syafaatnya adalah untuk orang-orang yang berdosa yang meninggalkan dunia ini dalam keadaan tetap beriman, dan tidak ada satupun dari kita yang mengetahui rencana tersembunyi Allah عَزَّوَجَلَّ . Kita memohon kepada Allah untuk melindungi iman kita. Mungkin saja orang yang tidak taat bisa kehilangan imannya saat mereka meninggal dunia, karena dosa-dosa mereka. Akibatnya, mereka tidak akan menjadi penerima syafaat. Mereka mungkin mengharapkan syafaat sepanjang hidup mereka, tetapi karena mereka meninggal dunia dengan tanpa iman, maka mereka tidak akan mendapatkan syafaat. Nabi صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم memberikan kabar gembira kepada siapa saja yang datang ke Madinah dan berziarah ke makamnya. Bagi mereka, beliau bersabda, وَجَبَتْ لَهُ شَفَاعَتِي - "Syafaatku adalah wājib." Makna wājib di sini berarti orang tersebut pasti akan mendapatkan syafaat.
Maulana Naqī ꜤAlī Khān رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه mengakhiri kajian ini beliau mengatakan: “Hadits ini berarti bahwa seorang mukmin yang berziarah ke makam Nabi صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم , imannya akan dilindungi oleh Nabi صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم sendiri, dan beliau akan memberikan syafaat untuk mereka - ان شآء اللہ.”[1]
Syafaat Nabi صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم
Wahai para pecinta Rasulullah! Mutiara ilmu lain dalam hadits ini adalah bagaimana memaknai banyak orang yang memberi syafaat untuk orang lain di hari Kiamat. Syafaat terbesar (shafāʿat al-kubrā) adalah milik Nabi صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم . Beliau akan membuka pintu syafaat dan menjadi yang pertama untuk memberikan syafaat. Setelah beliau, kemudian para nabi, para malaikat, para ulama, para syuhada, para jamaah haji, dan orang-orang yang menghafal Al-Qur'an dan mengamalkannya maka akan menjadi perantara.
Bahkan sampai pada hari ini, barisan umat Muslim yang berkunjung ke Madinah akan bersinar terang secara luar biasa. Nabi صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم menyampaikan kabar gembira dengan bersabda, مَنْ زَارَ قَبْرِي وَجَبَتْ لَهُ شَفَاعَتِي “Syafaatku adalah wājib bagi siapa pun yang mengunjungi kuburanku.” [2]