رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه. Beliau pernah berkata:

Saya mengembangkan hasrat untuk mencari ilmu di usia muda, jadi saya dan sekelompok teman berangkat ke Mesir untuk mendapatkannya. Setelah mencari-cari seorang guru secara ekstensif, akhirnya kami menemukan seorang ahli hadits yang terkenal pada masa itu. Beliau membuat kami menulis hadits setiap hari.

Kami semua tinggal di masjid. Kami jauh dari rumah dan miskin. Tidak ada yang mengetahui perjuangan kami, kami juga tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang kondisi kami. Suatu hari ketika kami akhirnya kehabisan uang, membuat kami kelaparan karena kekurangan makanan. Kami kelaparan selama tiga hari tiga malam. Kelaparan membuat kami lemah dan bahkan berjalan menjadi sulit bagi kami.

Hari keempat kelaparan tiba, dan kami berada di titik puncak. Saya pergi ke sudut masjid dan mulai menjalankan shalat. Setelah shalat, saya mengangkat tangan dan mulai berdo’a. Sebelum saya selesai berdo’a, seorang pemuda memasuki masjid dan bertanya, ‘Siapa Ḥasan bin Sufyān?’ Ketika saya mengatakan itu adalah saya, pemuda itu mengungkapkan, ‘Ṭūlūn, gubernur kota kami, telah mengirimi Anda makanan.’

Saya bertanya dengan heran, 'Bagaimana gubernur tahu tentang kami?'

Pemuda itu menjawab, ‘Saya adalah seorang hamba. Gubernur menelepon saya pagi ini dan berkata, “Pergilah ke daerah ini dan itu dan pergilah ke masjid ini. Ada penuntut ilmu yang kelaparan selama tiga hari tiga malam. Beri mereka makanan dan uang. Mintalah maaf kepada mereka atas nama saya karena saya tidak mengetahui kondisi mereka. Saya akan mengunjungi mereka besok dan meminta maaf.”’