Book Name:Khwaja Gareeb Nawaz Aur Neki Ki Dawat
Saya bertemu dengan Syekh saya, ʿUtsmān Hārūnī, di Masjid Junaid di Bagdad. Beberapa cendekiawan paling berprestasi di dunia ada di sekelilingnya, dan saya memastikan untuk menunjukkan sikap yang terbaik. Beliau menginstruksikan saya untuk shalat dua rakaat, dan saya pun melakukannya. Beliau kemudian menyuruh saya duduk menghadap kiblat dan membaca Surat Al Baqarah.
Setelah selesai kemudian saya disuruh membaca shalawat Nabi sebanyak 21 kali. Syekh saya itu berkata kepada saya, “Cara kita adalah untuk berjuang selama satu hari satu malam. Habiskan sepanjang hari dan sepanjang malam untuk beribadah!”
Saya melakukan apa yang beliau katakan dan datang keesokan harinya untuk menemuinya lagi. Beliau menyuruh saya untuk melihat ke arah langit, dan setelah saya melihatnya, kemudian beliau bertanya, “Seberapa jauh kamu bisa melihat?” Saya menjawab, “Saya dapat melihat hingga ke ʿArsy.” Beliau menyuruh saya melihat ke tanah dan bertanya, “Seberapa jauh kamu bisa melihat?” Saya menjawab, “Saya dapat melihat hingga Taḥt al-Tharā (yaitu tingkat bumi yang paling rendah).”
Beliau memerintahkan saya untuk membaca Surat Al Ikhlāṣ seribu kali, dan setelah saya selesai, beliau menyuruh saya untuk melihat ke langit lagi dan bertanya seberapa jauh saya dapat melihat. Saya menjawab, “Sampai ke tabir keagungan.” Beliau menyuruh saya memejamkan mata, dan saya pun melakukannya. Kemudian saya membukanya ketika beliau menyuruh. Setelah itu, beliau menyuruh saya untuk melihat jarinya, yang di atasnya saya melihat delapan belas ribu dunia.
Syekh saya itu kemudian menyuruh saya untuk mengambil batu bata di dekatnya, dan di bawahnya saya menemukan sejumlah besar koin emas. “Ambil ini,” kata beliau, “dan bagikanlah kepada orang miskin.” ([1])