Ittiba e Shehwat Ki Tabah Kariyan

Book Name:Ittiba e Shehwat Ki Tabah Kariyan

Saudara-saudara Muslim yang terkasih! Kita sekarang tahu bahwa hanya setelah mengarungi lautan kesulitan dan bersusah payah barulah seseorang bisa masuk kedalam Surga. Kita juga belajar bahwa hanya setelah meninggalkan keinginan (hasrat) yang berhubungan dengan hawa nafsu, seseorang dapat terbebas dari Neraka.

Saat berceramah di Kufah, Khalifah Islam keempat, Sayyidina Ali رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ  berkata:

Wahai manusia! Lebih dari segalanya, saya khawatir Anda akan menyerah pada harapan yang salah tempat dan memenuhi keinginan hawa nafsu. Harapan yang salah tempat dan angan-angan itulah yang menyebabkan Anda melupakan akhirat, sementara dengan memenuhi keinginan hawa nafsu membuat Anda akan menjauh dari kebenaran.

Waspadalah, karena dunia akan segera berpaling, dan kehidupan Akhirat

akan segera tiba. Masing-masing orang memiliki keinginannya sendiri. Jadilah orang yang menginginkan akhirat, dan jangan menjadi orang yang hanya menginginkan dunia saja. Berbuat baiklah hari ini, karena ini bukan saatnya pertanggungjawaban terjadi. Kita akan dimintai pertanggungjawaban besok (pada hari kiamat), ketika kita tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk berbuat baik.[1]

Ketika Khalifah Islam ketiga, ꜤUtsmān bin ꜤAffān رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ ditanya mengapa beliau رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ  menangis begitu banyak setiap kali melihat makam, beliau رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ  menjawab, “Aku berpikir betapa sendiriannya aku nanti, karena tidak ada yang

akan bersamaku di alam kubur.” Beliau رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ melanjutkan:

Barangsiapa menganggap dunianya sebagai penjara, maka kuburnya akan menjadi taman Surga. Barangsiapa menganggap dunianya sebagai Surga, maka kuburnya akan menjadi penjara baginya. Kematian adalah pesan kebebasan bagi dia yang menghabiskan hidupnya dipenjara. Dia yang menahan diri dari mengejar keinginannya di dunia ini, akan menerima pahala penuh di Akhirat nanti.


 

 



[1] Al-Zuhd,hal. 58