Maut Ka Akhri Qasid

Book Name:Maut Ka Akhri Qasid

Apabila seorang mukmin jatuh sakit lalu sembuh, maka penyakitnya itu merupakan penebus dosa-dosanya yang telah lalu. Selain itu, ini berfungsi sebagai peringatan untuk masa depan. Sebaliknya, ketika seorang munafik jatuh sakit lalu sembuh, maka perumpamaannya ibarat unta yang diikat oleh tuannya lalu dilepaskan; dia tidak mengetahui mengapa dia diikat atau mengapa dia dilepaskan.[1]

Mufti Aḥmad Yār Khān NaꜤīmī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه mengomentari hadits ini:

Ketika seorang mukmin jatuh sakit, dia bertaubat atas dosa-dosanya, dan menganggap bahwa penyakit itu adalah karena dosanya dan mungkin itu adalah penyakit terakhir sebelum kematiannya, maka kemudian dia diberi kesembuhan dan ampunan. Sebaliknya, orang munafik tetap tidak sadar, menghubungkan penyakitnya dengan faktor-faktor acak seperti makan makanan tertentu atau perubahan musim, dan percaya bahwa obat tertentu dapat menyembuhkannya. dia tetap asyik dengan hartanya dan tidak mengalihkan perhatiannya kepada Tuhan Yang Maha Pencipta segalanya; dia juga tidak bertobat, dan dia tidak merenungkan dosa-dosanya.

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب                 صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

 

5. Datang Dan Perginya Hari-Hari Juga Merupakan Pertanda Kematian

Saudara-saudara Muslim yang tercinta! Terbit dan terbenamnya matahari, berlalunya hari, minggu, bulan, dan tahun adalah pertanda kematian, dan kita bisa belajar banyak hal darinya. Sayangnya, kita menaiki ‘angkutan’ siang dan malam, bergerak menuju kematian. Sebentar lagi akan tiba saatnya perjalanan kita selesai dan kita sampai di alam kubur.


 

 



[1] Sunan Abī Dawud: 3089