Book Name:Zawal Ke Asbab
sehingga seseorang dapat meletakkan keranjang di atas kepalanya, dan berjalan masuk, kemudian pergi dengan keranjang yang penuh dengan buah-buahan. Bahkan tidak perlu memetik buah tersebut dari pohon mana pun.
Bangsa atau kaum ini hidup dalam ketenangan dan kedamaian, namun akhirnya melanggar. Allah عَزَّوَجَلَّ mengutus 13 Nabi عَـلَيْـهِ الـسَّـلَام kepada mereka tetapi mereka semua (para Nabi) tidak dihormati. Bangsa atau kaum itu angkuh dan teguh pada kemusyrikan mereka, sehingga Allah عَزَّوَجَلَّ menghukum mereka atau memberikan azab dengan banjir yang menyebabkan rumah dan kebun mereka hancur.[1]
Bangsa atau kaum ini disebutkan dalam Al-Qur’an:
لَقَدۡ کَانَ لِسَبَاٍ فِیۡ مَسۡکَنِہِمۡ اٰیَۃٌ ۚ جَنَّتٰنِ عَنۡ یَّمِیۡنٍ وَّ شِمَالٍ ۬ؕ کُلُوۡا مِنۡ رِّزۡقِ رَبِّکُمۡ وَ اشۡکُرُوۡا لَہٗ ؕ بَلۡدَۃٌ طَیِّبَۃٌ وَّ رَبٌّ غَفُوۡرٌ (۱۵)فَاَعۡرَضُوۡا فَاَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِمۡ سَیۡلَ الۡعَرِمِ وَ بَدَّلۡنٰہُمۡ بِجَنَّتَیۡہِمۡ جَنَّتَیۡنِ ذَوَاتَیۡ اُکُلٍ خَمۡطٍ وَّ اَثۡلٍ وَّ شَیۡءٍ مِّنۡ سِدۡرٍ قَلِیۡلٍ (۱۶)ذٰلِکَ جَزَیۡنٰہُمۡ بِمَا کَفَرُوۡا ؕ وَ ہَلۡ نُجٰزِیۡۤ اِلَّا الۡکَفُوۡرَ (۱۷)
Sungguh, pada (kaum) Saba’ benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu) Tuhan Yang Maha Pengampun.” Akan tetapi, mereka berpaling sehingga Kami datangkan kepada mereka banjir besar624) dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) berbuah pahit, pohon asal (sejenis cemara) dan sedikit pohon sidir (bidara). Demikianlah, Kami balas mereka karena kekafirannya. Kami tidak menjatuhkan azab, kecuali hanya kepada orang-orang yang sangat kufur.[2]
Saudara-saudara Muslim yang terkasih! Kesuksesan tidak diperoleh melalui reputasi dan garis keturunan. Menjadi putra atau cucu dari orang ini ataupun orang itu semua itu tidak dipertimbangkan, begitu pula dengan kekayaan. Yang menjadi pertimbangan, adalah karakter atau kepribadian seseorang.