Book Name:Zawal Ke Asbab
Wali suci Ibrāhīm Al-Khawwāṣ رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه ditanya, “Apa arti iman yang sebenarnya? Apa itu kenyataan? Beliau menjawab, “Melindungi kebergantunganmu kepada Allah عَزَّوَجَلَّ adalah hakikat dari iman.” 1[1]
Kita harus mengandalkan Allah عَزَّوَجَلَّ setiap saat, dan ketergantungan ini tidak boleh berkurang ketika situasi kita sangat buruk. Melindungi ini adalah realitas iman. Mari kita pikirkan ini sekarang. Apakah kita mengandalkan Allah عَزَّوَجَلَّ ? Beberapa Muslim yang tidak tahu apa-apa tersesat dalam kesenangan dunia ini. Ketergantungan mereka menjadi lemah. Mereka mengejar rezeki, namun sama sekali melupakan Rāziq (seperti, mereka melupakan Allah عَزَّوَجَلَّ dalam mengejar rezeki, padahal hanya Dia ( عَزَّوَجَلَّ Allah عَزَّوَجَلَّ ) yang akan memberikannya kepada mereka)! Dalam mencari asbāb, mereka melupakan Musabbib Al-Asbāb (dalam mencari sarana dan cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka melupakan Allah عَزَّوَجَلَّ , padahal hanya Dia (Allah عَزَّوَجَلَّ ) yang akan menciptakan celah-celah ini untuk mereka).
Hujjatul Islam, Imam Muhammad Al-Ghazālī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه menjelaskan, “Tawakal adalah beriman kepada kekuasaan mutlak Allah عَزَّوَجَلَّ , dan beriman kepada yang tersembunyi maupun yang tampak.” 2[2]
صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد
Saudara-saudara Muslim yang terkasih! Berikut ini beberapa adab berbicara yang diambil dari buku 101 Mutiara Madani yang ditulis oleh Amir Ahlussunnah.
* Berbicaralah kepada orang lain dengan sikap positif dan senyum di wajah Anda.