Hazrat Ibrahim Ke Waqiyat

Book Name:Hazrat Ibrahim Ke Waqiyat

membahas hal ini lebih lanjut, bagaimana mungkin memikirkan para Nabi yang mulia عَلَيْهِ السَّلام, bahkan pemimpin dari semua para Nabi, yaitu Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم, akan menyebabkan terhalangnya shalat kita?

Pada kenyataannya, pemikiran tentang menghormati para nabi yang mulia عَلَيْهِم السَّلام tidak membatalkan shalat kita, melainkan menjadikannya sempurna, lengkap, dan utuh.

Kembali ke topik awal kita, yaitu peninggalan - peninggal suci membawa banyak berkah. Ketika ada kesempatan, tunjukkanlah kesopanan semaksimal mungkin kepada hal-hal yang berkaitan dengan para Nabi yang mulia عَلَيْهِ السَّلام, para wali, dan orang-orang saleh. Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan kita kemampuan untuk melakukan ini.

آمِيۡن بِجَاهِ النَّبِيِّ الۡاَمِيۡن صَلَّى اللّٰهُ عَلَيۡهِ وَاٰلِهِ وَسَلَّم

Pengenalan tentang Nabi Ibrāhīm عَلَيْهِ السَّلام

Saudara-saudara Muslim yang tercinta ! Sayyidnā Ibrāhīm عَلَيْهِ السَّلام adalah seorang Nabi yang sangat terhormat dan mulia. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjadikannya Khalīl-Nya, yang membuatnya mendapat gelar Khalīlullāh. Gelar lainnya adalah Abū Al Anbiyā' ( bapak para Nabi ), karena semua Nabi عَلَيْهِم السلام setelahnya berasal dari keturunannya. Beliau adalah orang pertama dalam sejarah yang secara resmi menjamu tamu.[1] Gelar lainnya yang mencerminkan hal ini: Abū Al Dayfān ( dia yang menjamu tamu ).[2]


 

 



[1]  Mir'āt Al Manājī, jilid. 6, hal. 193

[2]  Hilyat Al Awliyā': nomor 4361