ini. Bagian-bagian tubuhnya telah tersebar jauh dan luas, dan beliau bertanya-tanya dengan cara luar biasa bagaimana Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan menyatukannya kembali.

Beliau kemudian bertanya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:

رَبِّ اَرِنِیْ  کَیْفَ تُحْیِ الْمَوْتٰی ؕ

“ Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati. ”^[1]

Artinya, “Wahai Tuhanku, wahai pemeliharaku, aku memiliki keyakinan penuh bahwa Engkau akan menghidupkan kembali orang mati, tetapi bagaimana hal itu akan terjadi? Biarkan aku menjadi saksinya. ”^[2]

Seseorang bisa saja berkeberatan bahwa mungkin Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلام bertanya karena keraguan, مَعَاذَالـلّٰـه. Oleh karena itu, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan penjelasan dalam firmannya melalui lisan Nabi sendiri.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: اَوَ لَمْ تُؤْمِنْ ؕ - " “ Belum percayakah engkau ? ” "^[3]

Sayyidina Ibrahim عَلَيْهِ السَّلام menjawab: بَلٰی وَ لٰکِنْ لِّیَطْمَئِنَّ قَلْبِیْ ؕ - “ Tentu saja aku percaya , tetapi aku ingin agar hatiku tenang. ”^[4]

 Artinya, “ Ya Tuhanku, aku yakin bahwa Engkau akan menghidupkan orang mati. Aku memiliki ʻilmal yaqīn ( yaitu, pengetahuan yang dianugerahkan melalui wahyu dan memiliki keyakinan penuh ). Tetapi,