Book Name:Hazrat Ibrahim Ke Waqiyat
Setelah Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلام pergi, penduduk Bi'r Saba' membawa domba-domba mereka ke sumur, tetapi ternyata sumur-sumur itu telah kering. Bahkan tidak ada setetes air pun yang tersisa. Panik karena hal ini, mereka dengan cepat menyadari bahwa itu disebabkan oleh kelancangan mereka terhadap Syekh al-Şāliḥ, yaitu Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلام. Mereka bergegas menemuinya, meminta maaf atas kurangnya rasa hormat mereka, dan memohon agar beliau kembali ke Bi'r Saba'.
Nabi Ibrāhīm berkata, “Aku tidak akan kembali, tetapi kalian boleh mengambil tujuh ekor kambingku dan menaruhnya masing-masing di samping sumur yang berbeda. Air akan keluar.”
Dengan membawa kambing-kambing yang diberkahi ini kembali bersama mereka, kemudian mereka menempatkan seekor kambing di setiap sumur. Begitu mereka melakukannya, air menyembur ke permukaan. Itulah sebabnya Bi'r Saba' memperoleh namanya sebagai Sumur Tujuh Kambing.[1]
Peninggalan suci dan berkah yang dibawanya
سُبْحَنَ الله Saudara – saudara Muslim yang tercinta! Lihatlah derajat yang luar biasa yang diberikan kepada Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلام; sumur-sumur kering terisi air berkat kambing-kambingnya yang diberkahi.
Marilah kita renungkan sejenak. Amatilah kekuatan luar biasa yang terkandung dalam peninggalan-peninggalan milik para Nabi, para wali, dan mereka yang dekat dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Berkat peninggalan - peninggalan suci ini, kesulitan dapat dihilangkan, kekhawatiran diringankan, hati ditenangkan, penyakit disembuhkan, dan orang-orang dilindungi dari azab Allah.