Book Name:Shan e Iman e Siddique
Jika keimanan semua orang saleh ini dikesampingkan, maka hal tersebut tidak akan melebihi keimanan satu orang saja, keimanan seorang pecinta Nabi besar Muhammad صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم dan Sahabat yang paling utama, yaitu Sayyidina Abū Bakar As Ṣiddīq رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ.
Saudara-saudara Muslim yang tercinta! Ada perbedaan besar antara pengetahuan dan pengalaman. Misalnya, seseorang mengatakan bahwa madu itu manis, padahal dia belum pernah mencicipi madu seumur hidupnya. Dia telah membaca tentang hal ini dalam sebuah buku atau mendengarkannya dari orang-orang yang lainnya. Orang lain yang pernah makan madu juga mengatakan bahwa madu itu manis. Kedua pernyataan mereka adalah benar, namun cara mereka mencapai kesimpulan adalah dua hal yang berbeda yaitu satu melalui pengalaman dan yang lainnya adalah dari mulut ke mulut. Ada perbedaan besar antara rasa percaya diri dan pernyataan kebenaran dari keduanya.
Wahai para pecinta Rasulullah! Tidak ada keraguan sedikit pun tentang kebenaran hadits Nabi kita tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم. Apa pun yang beliau sabdakan adalah kebenaran sepenuhnya. Dunia bisa saja terbalik, tetapi apa yang beliau katakan akan selalu benar. Jadi, bayangkanlah kebenaran pengalamannya. Hadits di atas diucapkan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. Tidak ada ruang untuk keraguan sedikit pun terhadapnya.
Mari kita dengarkan baik-baik. Nabi terakhir صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda:
لَوْ وُزِنَ اِیْمَانُ اَبِی بَکْرٍ بِاِیْمَانِ اَہْلِ الْاَرْضِ لَرَجَحَ
Jika keimanan Abu Bakar disandingkan dengan orang-orang beriman di seluruh dunia, maka keimanan Abu Bakar akan lebih berat.