Shan e Iman e Siddique

Book Name:Shan e Iman e Siddique

Kita dilahirkan dalam keluarga yang Muslim. Ada di antara kita yang masih muda, ada yang setengah baya, dan ada pula yang sudah lanjut usia. Keadaan rohani kita tetap sama sejak kita dewasa. Kecintaan kita kepada Nabi Muhammad صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم tidak bertambah, dan kita tidak mampu menangis ketika membaca Al Qur'an. Sayangnya, ada banyak umat Muslim yang bahkan tidak bisa membaca Al Qur’an dengan benar. Rasa takut kepada Allah عَزَّوَجَلَّ tidak masuk ke dalam hati kita ketika ayat-ayat tentang azab dibacakan.

Hati kita tidak condong ke arah shalat di masa lalu, dan dua puluh tahun kemudian keadaan kita tetap sama. Andai saja kita mempunyai kepedulian terhadap kekayaan terbesar yang kita miliki yaitu iman kita!

Hanya dengan imanlah kita bisa masuk ke dalam surga, menikmati nikmatnya, dan di dalam surga dekat dengan Nabi tercinta صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم! Kehormatan ini hanya dapat diperoleh melalui keberkahan iman, namun kita tidak mempedulikannya. Mungkin ada banyak di antara kita yang tidak pernah memikirkan kondisi keimanan kita dan perlunya menguatkannya. Mungkin ini adalah pertama kalinya bagi sebagian dari kita mendengar tentang hal ini.

Menguatkan iman juga merupakan sesuatu yang harus kita lakukan, karena hal ini juga merupakan sebuah tindakan yang paling penting. Kita adalah orang-orang yang beriman, dan iman adalah harta kita. Sangatlah penting bagi kita untuk memperkuat dan melindunginya dengan segala cara.

Penuhi Syarat-syarat keimanan

Iman mempunyai banyak cabang sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits, dan para ulama ahli hadits telah menulis dalam seluruh kitab mengenai hal ini. Intinya, ini adalah persyaratan iman, dan bertindak berdasarkan persyaratan tersebut akan memperkuat keimanan Anda. Beberapa cabang tersebut antara lain: