Book Name:Husn e Zan Ki Barkaten
Sabda Nabi صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم tentang Asumsi Positif
1. اِنَّ حُسْنَ الظَّنِّ مِنَ الْاِيْمَان “Sesungguhnya mempunyai anggapan yang baik itu sebagian dari keimanan.”[1]
2. Sambil mengelilingi KaꜤbah, Nabi Muhammad صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda, “Betapa murninya dirimu dan suasanamu, dan betapa agungnya dirimu dan kesucianmu. Demi jiwa Muhammad صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم yang ada dalam genggaman-Nya, nyawa seorang mukmin, darahnya, hartanya, dan kehormatannya, berprasangka yang baik terhadapnya, itu jauh lebih agung di hadapan Allah عَزَّوَجَلَّ daripada kesucianmu.”[2]
3. حُسْنُ الظَّنِّ مِنْ حُسْنِ الْعِبَادَةِ “Memendam pikiran yang baik adalah ibadah yang mulia.”[3]
Mufti Aḥmad Yār Khan رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه menyatakan mengenai Hadits terakhir: “Memiliki pemikiran yang baik terhadap umat Muslim dan menahan diri dari asumi (berperasangka) yang buruk adalah ibadah yang bermanfaat.”[4]
Ada banyak manfaat memiliki asumsi yang baik terhadap orang lain:
1. Keberkahannya melindungi Anda dari anggapan yang buruk, sehingga memberi Anda pahala.
2. Terlindunginya kehormatan saudara-saudara Muslim.
3. Siapapun yang menganggap baik saudaranya yang Muslim maka akan diberikan ketenangan, dan siapapun yang menganggap buruk orang lain maka hatinya akan gundah gulana.