Book Name:Dawat e Islami Aur Islah e Muashrah
Maulana Ilyas Attar Al Qadiri دَامَـتْ بَـرَكَـاتُـهُـمُ الْـعَـالِـيَـهْ menyampaikan ceramah yang kuat dan menyentuh hati yang menyebabkan pria tersebut menitikkan air mata taubat. Rasa takutnya kepada Allah عَزَّوَجَلَّ menguasainya dan dia terus menangis bahkan setelah ceramah usai. Dia bertaubat dari dosa-dosanya, mengambil sumpah setia kepada Syekh, dan menjadi pengikut Syekh ꜤAbdul Qādir Jaelānī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه .[1]
Pilar Kedua Umat Islam: Cinta kepada Nabi
Iman tidak lengkap tanpa cinta kepada Nabi tercinta صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم , jadi bagaimana masyarakat bisa diperbaiki tanpa adanya cinta? Allah عَزَّوَجَلَّ berfirman dalam Al-Qur'an:
قُلۡ اِنۡ کَانَ اٰبَآؤُکُمۡ وَ اَبۡنَآؤُکُمۡ وَ اِخۡوَانُکُمۡ وَ اَزۡوَاجُکُمۡ وَ عَشِیۡرَتُکُمۡ وَ اَمۡوَالُۨ اقۡتَرَفۡتُمُوۡہَا وَ تِجَارَۃٌ تَخۡشَوۡنَ کَسَادَہَا وَ مَسٰکِنُ تَرۡضَوۡنَہَاۤ اَحَبَّ اِلَیۡکُمۡ مِّنَ اللّٰہِ وَ رَسُوۡلِہٖ وَ جِہَادٍ فِیۡ سَبِیۡلِہٖ فَتَرَبَّصُوۡا حَتّٰی یَاۡتِیَ اللّٰہُ بِاَمۡرِہٖ ؕ
Katakanlah ( Nabi Muhammad ), “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, pasangan-pasanganmu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, serta tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah عَزَّوَجَلَّ dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya, tunggulah sampai Allah عَزَّوَجَلَّ mendatangkan keputusan-Nya.”[2]
Cendekiawan Islam dan pakar hukum Islam, Imam Ahlussunnah, Imam Aḥmad Razā Khān رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه menyatakan:
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa siapapun yang mencintai dunia ini, hartanya, manusianya, atau apa pun selain Allah عَزَّوَجَلَّ dan Rasul-Nya, maka dia akan ditolak dipelataran Allah عَزَّوَجَلَّ , dan Allah عَزَّوَجَلَّ tidak akan memberinya jalan menuju diri-Nya, dan orang seperti itu harus menunggu hukuman Allah عَزَّوَجَلَّ .”[3]