Book Name:Dawat e Islami Aur Islah e Muashrah
Bagaimana Merubah Generasi Muda
Peristiwa berikut terjadi pada hari-hari di awal Dawate Islami. Setelah menyampaikan ceramah, Maulana Ilyas Attar Al Qadiri دَامَـتْ بَـرَكَـاتُـهُـمُ الْـعَـالِـيَـهْ kemudian pulang ke rumah bersama dua orang saudara Muslim lainnya saat itu mereka melihat sekelompok anak muda yang sedang sibuk berbincang. Penampilan mereka memberi kesan bahwa mereka sedang merencanakan sesuatu hal yang tidak baik. Salah satu dari pemuda itu meludahkan sirih pinang yang sedang dikunyahnya ke pakaian Syekh yang berjalan melewatinya.
Meskipun tindakan tersebut dapat menimbulkan kemarahan bagi seseorang, namun seorang Maulana dapat meredam amarahnya dan menggunakan kesempatan ini untuk mengajak orang lain menuju kebaikan dengan kebijaksanaan. Hal inilah yang sebenarnya dilakukan oleh Maulana Ilyas Attar Al Qadiri دَامَـتْ بَـرَكَـاتُـهُـمُ الْـعَـالِـيَـهْ . Beliau menghampiri pemuda itu, menyapanya dengan salam dan dengan lembut beliau berkata, “Saudaraku! Apa keuntunganmu dengan meludahiku?” Anak muda itu dengan nada mengejek menjawab, “Kami senang mengganggu Maulana.”
Mendengar hal itu, Syekh دَامَـتْ بَـرَكَـاتُـهُـمُ الْـعَـالِـيَـهْ mengulurkan bajunya dan berkata dengan tenang, “Jika hal itu dapat membuat hatimu merasa senang, maka ludahi bajuku lagi.” Kesabaran dan sifat sederhana dari Syekh sudah cukup membuat para pemuda itu menundukkan kepala karena merasa malu dan mereka memahami kesalahan mereka. Mereka meminta maaf, dan Syekh berkata sambil tersenyum, “Kalian tidak akan dimaafkan jika seperti ini. Kalian harus minum teh bersamaku terlebih dahulu.”
اللہُ اَکْبَر ! Di satu sisi kita melihat kelakuan buruk generasi muda itu dan di sisi lain kita melihat kesopanan Maulana. Para pemuda itu tergerak hatiya dan menerima tawaran itu. Selagi mereka minum teh, Syekh mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam pertemuan mingguan Dawate Islami. Mereka sudah terinspirasi oleh Syekh, maka mereka menerima ajakannya.
Ketika mereka tiba di masjid, mereka melihat bahwa orang yang telah mereka ganggu itu dan mereka anggap sebagai orang biasa itu sedang berceramah di depan ribuan orang yang mendengarkan ceramah dengan penuh perhatian. Mereka