ALLAH Ki Riza Sab Se Bari Cheez Hai

Book Name:ALLAH Ki Riza Sab Se Bari Cheez Hai

Ini berarti hati seseorang tetap senang, nyaman, menerima, dan ridha terlepas dari apakah Allah عَزَّوَجَلَّ memberikan mereka sesuatu atau memberikan mereka ujian hidup. Ini adalah tingkat kedua dari perasaan senang dan ridha dengan fakta bahwa Allah عَزَّوَجَلَّ adalah satu-satunyaTuhan.

Ridha dengan ketetapan ilahi

RābiꜤah Baṣriyyah رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْها adalah seorang wanita yang saleh dan wali suci. Di hadapannya, seseorang pernah berdoa dengan berseru, “Ya Allah عَزَّوَجَلَّ ! Ridhailah aku.”

Doʿā ini adalah do’a baik dan sering terdengar diucapkan. Namun, para waliyullah memiliki caranya sendiri yang luar biasa. RābiꜤah Baṣriyyah رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْها mendengar do’a ini kemudian berkata, “Apakah kamu tidak malu? Kamu meminta Allah عَزَّوَجَلَّ ridha kepadamu, sedangkan kamu sendiri tidak ridha kepada-Nya.”

Seseorang yang duduk di dekatnya bertanya, “Apa artinya seseorang yang ridha kepada Allah عَزَّوَجَلَّ ?”

Beliau menjawab, “Ketika kamu ridha saat jatuh dalam kesulitan seperti halnya kamu senang saat menerima berkah, barulah itu dikatakan kamu ridha dengan Allah عَزَّوَجَلَّ .”1

Misalnya, jika seseorang mendatangi kita dan berkata, “Kamu baru saja memenangkan satu juta pound”, bayangkan betapa bahagianya kita. Kita akan duduk dengan sangat bahagia. Hati kita akan sangat gembira, dan kita tidak akan bisa berhenti tersenyum karena bahagia. Mungkin kita akan merasa seperti sedang bermimpi.

Di sisi lain, katakanlah seseorang datang dan berkata, "Toko Anda telah terbakar, dan semua produk Anda atau barang-barang dalam toko Anda telah hancur." Bayangkan kesedihan yang akan kita rasakan. Kita akan benar-benar merasa terpuruk. Tanda-tanda kecemasan bahkan akan terlihat di wajah kita. Mungkin kita mulai berteriak histeris, “Saya telah hancur! Saya telah hancur!”

Arti dari pernyataan RābiꜤah Basriyyah adalah sebagaimana seseorang berbahagia ketika menerima harta atau rezeki, demikian pula dia pun tetap berbahagia ketika kehilangan hartanya. Ketika seseorang telah mencapai pada keadaan ini, maka