Faizan e Imam Hasan Basri رَحمۃُ اللہِ عَلَیْہ

Book Name:Faizan e Imam Hasan Basri رَحمۃُ اللہِ عَلَیْہ

Pemimpin Basrah

Ada seorang yang pada masa Imam Ḥasan Al Baṣrī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه orang itu dikenal dengan Nama Ḥajjāj bin Yusuf. Dia adalah penguasa pada masa itu, yang dikenal karena kekejaman dan penindasannya. Ḥajjāj bin Yusuf pernah bertanya kepada Khālid bin Ṣafwān رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه , “Siapa pemimpin Basrah?”

Khalid bin Safwan menjawab, “ Ḥasan Al Baṣrī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه .”

Ḥajjāj bertanya dengan heran, “Bagaimana ini mungkin? Dia adalah anak dari seorang budak.”

Khalid bin Ṣafwān رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه menjawab:

Pemimpin sejati adalah Ḥasan Al Baṣrī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه . Orang-orang bergantung kepadanya untuk memperoleh ilmu, namun beliau tidak bergantung kepada siapa pun. Demi Allah عَزَّوَجَلَّ , aku belum pernah melihat seorang pembesar Basrah yang tidak berkeinginan untuk bertemu dengannya. Mereka semua ingin mendengarkan perkataannya dan ingin sekali untuk berada di hadapannya.”

Mendengar hal ini, Kemudian Ḥajjāj bin Yusuf berkata, “Demi Allah عَزَّوَجَلَّ , inilah kepemimpinan yang sejati!” 1[1]

Ilmu keislaman Menjadikan Seseorang Menjadi Pemimpin

Saudara-saudara Muslim yang tercinta! Jika seseorang memiliki dua kualitas yaitu Ilmu tentang Islam dan mengamalkannya secara praktis, maka dia sendiri akan menjadi pemimpin.

Sahabat Anas bin Mālik رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ meriwayatkan bagaimana Nabi Muhammad صَلَّى الـلّٰـهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda, “Sesungguhnya ilmu keislaman menambah keagungan orang yang terhormat, dan membawa hamba-hamba ke pertemuan para raja.” 2[2]

Semoga Allah عَزَّوَجَلَّ memberikan kita kemampuan untuk memperoleh ilmu keislaman dan mengamalkannya dengan ikhlas!

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب              صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

 

 

 

Ketika Air Menyembur Ke Permukaan

Imam Ḥasan Al Baṣrī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه suatu kali berangkat haji secara rombongan. Di tengah perjalanan, beberapa dari mereka mulai merasa sangat haus, sehingga



[1]  JāmiꜤ Bayān Al ꜤIlm wa Faḍlihī, jilid.1, hal. 242, nomor 332

[2]  Ḥilyat Al Awliyāˈ, jilid. 6, hal. 185, nomor 8235