Book Name:Din Raat Kesay Guzarain
di alam kubur. Sangat lalai! Renungkan saja betapa cepatnya dunia ini berlalu. Mungkin malam ini adalah malam terakhir dalam hidup kita. Malaikat maut bisa saja datang di saat berikutnya, dan kita tidak akan menyaksikan matahari terbit esok hari.
Sekalipun kita hidup seratus tahun, kita tetap harus mati suatu hari nanti dan meninggalkan dunia ini. Kita harus meninggalkan segalanya di sini dan turun ke dalam alam kubur, di mana kita akan menghadapi konsekuensi atau akibat dari perbuatan yang kita lakukan selama di dunia.
Hidup semakin berkurang setiap hari
Orang yang berakal adalah orang yang menanggalkan kain kelengahan dan menyibukkan diri dalam persiapan menghadapi alam kubur dan Akhirat. Ketika Sayyidinā ꜤAbdullāh bin MasꜤūd رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ sedang duduk bersama orang-orang, beliau biasa berkata:
Wahai orang-orang yang beriman! Dengan berlalunya siang dan malam, masa hidup kalian juga berkurang. Amal kalian dipertahankan. Kematian akan datang secara tiba-tiba, maka orang yang menabur amal saleh akan cepat menuainya dengan gembira, dan orang yang menabur keburukan akan menuainya dengan penyesalan. Setiap orang akan menuai apa yang dia tabur. [1]
Imam ibn Abī Al Dunyā رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه menulis: “Setiap hari berseru, '(Wahai manusia!) Aku adalah hari yang baru, dan aku adalah saksi atas perbuatanmu. Wahai anak Adam! Aku tidak akan kembali. Oleh karena itu, beramallah hari ini!’ Begitu pula setiap malam berseru, ‘Wahai anak Adam! Lakukan perbuatan baik (amal kebajikan) malam ini! Aku tidak akan pernah kembali.'” [2]
Siang dan malam adalah harta berharga.