Baap Ki Azmat o Shan

Book Name:Baap Ki Azmat o Shan

Saudara-saudara Muslim yang tercinta ! Berbakti kepada orang tua adalah berkah yang luar biasa. Sebagian orang masih jauh dari bakti dan restu orang tua mereka. Mereka gagal memahami betapa agungnya kepribadian orang tua.

Kita sering mendengar banyak hal tentang ibu, seperti do’a seorang ibu adalah angin sepoi-sepoi dari Surga.

Surga terletak di bawah telapak kaki ibu.[1] Ambang pintu Surga disebut sebagai telapak kaki ibu.[2]

Seorang ibu memanglah seorang ibu yang tidak dapat dipungkiri bahwa seorang ibu tidak dapat dibandingkan dengan siapa pun. Tidak ada pengganti seorang ibu di dunia ini. Namun, dalam hal bakti, patuh, dan penghormatan kepada seorang ayah, perhatian yang diberikan kepadanya sering kali kurang, dan kasih sayang yang diberikan kepada sang ayah pun tidak sebesar yang seharusnya. Padahal ayah memiliki peran  dan kedudukan yang sangat penting dalam hidup kita.

Marilah kita dengarkan sebuah kisah menarik tentang berbakti kepada seorang ayah:

Berbakti kepada ayah membuat anak menjadi kaya raya

Seorang pria memiliki empat orang putra. Ketika pria itu jatuh sakit, salah satu dari putranya memberikan usulan yang sangat aneh kepada saudara-saudaranya yang lain: "Kalian bertiga secara bersama-sama merawat ayah kita. Ketika kalian mendapatkan pahala yang begitu besar, maka jangan mengambil bagian dari warisan. Atau, berikan tugas ini kepadaku: Aku akan merawat ayah kita, melakukan semua pekerjaan, dan tidak mengambil bagian apa pun dari warisan ". Itu adalah usulan yang sangat aneh; siapa yang mau melepaskan uang ? Tetapi dia itu tahu pahala dari berbakti kepada ayahnya.

Karena itulah, ketiga bersaudara itu berkata: " Apa yang bisa lebih baik dari ini? Kamu yang merawat ayah, dan jangan mengambil apa pun dari warisan ".

Bagaimanapun, usulan ini disepakati, dan saudara itu terus berbakti kepada ayahnya sampai  ayahnya meninggal dunia. Anak yang berbakti itu tidak mengambil bagian apa pun dari warisan karena ia telah berjanji: " Jika aku berbakti kepada ayahku, aku tidak akan mengambil bagian apa pun dari warisan ".

Lalu, apa yang terjadi? Suatu malam dia tertidur dan mendengar suara dalam mimpinya. Seseorang berkata: " Pergilah ke tempat itu.., di sana ada 100 dinar, artinya 100 koin emas, ambillah ". Dia kemudian bertanya kepada orang yang memberitahunya dalam mimpi: " Apakah ada berkah dalam 100 dinar itu? "


 

 



[1]  Musnad Al Shihab, jilid. 1, hal. 102, Hadits 119

[2]  Durr Al Mukhtar, jilid. 9, hal. 404