Book Name:Musibaton Par Sabr Ka Zehen Kaise Banye?
tertekan, mereka tetap ridha dengan kehendak Allah سبحانہ و تعالی, dan mereka tetap bahagia pada saat-saat tersebut, sebagaimana kita orang awam ketika menerima berkah. Kisah - kisah yang diriwayatkan mengandung pelajaran spiritual, terutama bagi mereka yang terlihat mengeluh bahwa 'kami telah ditimpa musibah atau penyakit ini dan itu untuk waktu yang lama, dan untuk terbebas darinya, kami terus menerus membuat permohonan yang sungguh-sungguh, berdzikir dan berdo’a, melaksanakan shalat dan puasa, memberi sedekah, mengunjungi makam para wali suci untuk mencari berkah, memberi makan orang yang membutuhkan, menghadiri majelis – majelis Sunnah, dan bahkan telah bepergian bersama dengan Madani kafilah berkali-kali. Kami tidak melewatkan untuk ziarah ke wali suci atau orang susah yang tidak dikunjungi. Namun, musibah-musibah itu alih-alih berakhir, malah terus bertambah. Kami sudah cukup sabar; tidak ada lagi ruang untuk kesabaran.'
Demikian pula, ada beberapa orang yang jahil terdengar berkata: 'Saya tidak tahu kesalahan apa yang telah saya buat, atau dosa apa yang telah saya lakukan sehingga saya dihukum!'
Saudara-saudara Muslim yang tercinta! Meskipun dosa begitu banyak dan meningkat di setiap saat, sungguh malang bagi mereka yang mengatakan: 'Saya tidak tahu apa kesalahan yang telah saya buat, atau dosa apa yang telah saya lakukan sehingga saya dihukum !'
Bukankah meninggalkan shalat itu dosa ? Bukankah meninggalkan puasa wajib di bulan Ramadhan tanpa alasan yang sah berdasarkan Syariah itu adalah dosa ? Bukankah menyakiti perasaan saudara sesame Muslim tanpa alasan yang sah berdasarkan Syariah itu adalah dosa? Bukankah melakukan atau menyebabkan pembunuhan yang tidak adil itu adalah dosa? Bukankah menyakiti seseorang dengan sihir itu adalah dosa ?